Potensi Ekonomi dan Pesona Wisata Tersembunyi di Kelurahan Ngarjosari

Wonogiri – Kelompok 35 Peserta Seleksi BSI Eksplore ditugaskan untuk melakukan survey ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di sekitar Universitas Bina Sarana Informatika Kampus Kota Surakarta. Survey tersebut dilakukan ke daerah Kelurahan Ngarjosari.

Kelurahan Ngarjosari, terletak di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, meskipun tergolong kedalam daerah 3T Desa ini merupakan salah satu daerah yang menyimpan berbagai potensi wisata dan ekonomi. Berbagai potensi ini belum banyak diketahui, menjadikannya sebagai “hidden gems” yang berharga untuk dieksplorasi lebih lanjut. Keindahan alamnya yang menakjubkan, ditambah dengan berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkembang, menjadikan Kelurahan Ngarjosari sebagai daerah yang menarik untuk dijelajahi.

Kelurahan Ngarjosari terbagi menjadi tiga wilayah yaitu, wilayah bawah, wilayah tengah, dan wilayah atas. Wilayah atas, adalah pusat dari potensi wisata dengan keindahan pemandangan yang mampu memanjakan mata manusia. Lokasi ini bernama Puncak Banaran, dengan pemandangan pegunungan dan area persawahan milik warga Kelurahan Ngarjosari yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

Puncak Banaran bisa menjadi tempat yang sempurna bagi wisatawan yang ingin menikmati ketenangan dan keindahan alam, serta sejuknya udara pegunungan. Puncak Banaran terletak di Dusun Ngrampal, Kelurahan Ngarjosari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan keterangan dari lurah setempat, belum ada pihak resmi yang mengelola potensi wisata di Puncak Banaran ini.

Wilayah tengah dan wilayah bawah, dengan berbagai potensi UMKM-nya yang dimiliki, membuat survey ini semakin menarik untuk dilanjutkan. Ibu Triyatni, merupakan salah satu pembatik yang berasal dari Kelurahan Ngarjosari. Berdasarkan hasil wawancara yang ada, Ibu Triyatni mulai membuat batik sejak masih kecil karena dikelilingi oleh banyak pembatik. Dengan bermodalkan peralatan seperti canting, malam, dan kain mori, Ibu Triyatni mampu menghasilkan beragam motif batik. Batik yang telah selesai dibuat kemudian disetorkan kepada Bos-nya. Batik tersebut memiliki harga jual yang variatif tergantung desain motif dan ukurannya.

Artikel Terbaru

Artikel Terkait