Wonogiri – SDN 02 Arjosari, yang terletak di Desa Ngarjosari, Kecamatan Tirtomoyo, menghadapi tantangan besar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka akibat keterbatasan fasilitas. Meski pentingnya fasilitas sekolah dalam mendukung pembelajaran diakui, kondisi fisik sekolah ini telah menurun drastis. Banyak bagian bangunan, terutama atap, mengalami kerusakan parah yang mengancam kenyamanan dan keselamatan siswa serta guru.
Kerusakan paling serius terjadi di atap ruang kelas 5 dan 6, yang melengkung dan nyaris ambruk. Ketika hujan, air merembes melalui plafon, menambah kekhawatiran akan keselamatan penghuni sekolah. Hingga saat ini, sekolah belum mendapat bantuan yang cukup dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi tersebut, meski berbagai laporan telah diajukan.
Selain kekurangan infrastruktur, SDN 02 Arjosari juga kekurangan laboratorium untuk mendukung pembelajaran sains dan teknologi. Keterbatasan ini menghambat siswa dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang membutuhkan pembelajaran praktis.
Namun, meskipun dengan segala keterbatasan, semangat belajar siswa dan guru tetap terjaga. Dengan kreativitas, guru-guru di SDN 02 Arjosari terus berinovasi untuk menciptakan metode belajar yang interaktif, salah satunya dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang diskusi dan kelompok belajar. Selain itu, keterlibatan aktif komunitas dan dukungan dari Program Indonesia Pintar (PIP) membantu mengatasi kendala finansial yang dihadapi siswa dari keluarga kurang mampu.
Harapan besar tertuju pada bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diharapkan dapat segera terealisasi untuk memperbaiki infrastruktur sekolah, sehingga siswa dapat belajar dalam lingkungan yang lebih aman dan nyaman.