Bahagia dalam Perjalanan, Bukan Hanya di Garis Akhir

Kita hidup di tengah budaya yang sering kali terlalu menyanjung hasil akhir. Kita diajarkan bahwa bahagia itu ketika lulus dengan predikat terbaik, ketika karier mencapai puncak, atau ketika semua target hidup tercapai. Namun, perjalanan hidup mengajarkan saya sesuatu yang lebih dalam: bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu menunggu di garis akhir. Ia hadir di sepanjang perjalanan itu sendiri.

Sebagai dosen Universitas BSI Kampus Solo yang juga sedang menjalani studi lanjut, saya sering menemui mahasiswa, bahkan diri saya sendiri, terjebak dalam tekanan untuk segera “selesai”. Tugas akhir harus cepat rampung, gelar harus segera didapat, karier harus segera melonjak. Seolah-olah, makna hidup baru dimulai setelah semua itu dicapai. Padahal, banyak momen berharga justru tersembunyi dalam proses kecil yang kita jalani setiap hari, dalam kegigihan mengerjakan bab demi bab, dalam diskusi sederhana dengan dosen pembimbing, dalam secangkir kopi yang menemani malam-malam belajar.

Menunda kebahagiaan hingga semua tercapai membuat kita kehilangan banyak hal. Kita lupa bersyukur atas langkah-langkah kecil. Kita abai merayakan keberanian kita untuk mencoba, belajar, dan bangkit dari kegagalan. Padahal, justru di sanalah nilai sejati sebuah perjalanan hidup terukir.

Bahagia dalam perjalanan bukan berarti berhenti punya tujuan. Bukan pula berarti pasrah atau tidak berambisi. Sebaliknya, itu berarti kita menghargai diri sendiri di setiap tahap. Kita mampu menikmati setiap proses, tanpa terlalu membebani diri dengan ekspektasi yang menyesakkan.

Kebahagiaan bukanlah hadiah di garis akhir. Ia adalah teman perjalanan yang harus kita temui, peluk, dan rawat di setiap langkah. Dengan memahami ini, kita tidak hanya akan lebih menikmati hidup, tetapi juga lebih mampu menerima segala bentuk hasil, entah sesuai harapan atau tidak, dengan hati yang penuh syukur.

Dalam perjalanan akademik, karier, atau kehidupan pribadi, semoga kita tidak melupakan satu hal bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk bahagia, bukan sekadar menunggu akhir yang sempurna.

 

Artikel Terbaru

Artikel Terkait