Dari tugas mata kuliah menjadi solusi nyata

mahasiswa Galih Setiawan

Solo — Kelas Mobile Programming di Kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Solo tahun ini berjalan tak seperti biasanya. Di bawah arahan Galih Setiawan Nurohim, M. Kom, dosen program studi Sistem Informasi, mahasiswa tak lagi dikelompokkan untuk membuat satu aplikasi. Sebaliknya, masing-masing ditantang untuk menciptakan aplikasi individu yang nyata, relevan, dan berfungsi langsung dalam kehidupan sehari-hari.

mahasiswa Galih Setiawan

“Alih-alih berbagi tugas dalam kelompok, saya ingin mereka semua benar-benar mengalami proses pengembangan dari nol, mulai dari desain hingga debugging,” ujar Galih, saat ditemui selepas sesi akhir semester.

Kelas ini mengandalkan Flutter sebagai teknologi utama, framework yang memungkinkan pengembangan aplikasi mobile lintas platform dengan satu basis kode. Untuk sisi backend, mahasiswa diperkenalkan dengan Supabase, layanan open source yang menyederhanakan proses autentikasi, penyimpanan data, dan integrasi API tanpa perlu membangun server sendiri.

Dua Fase Pengajaran, Satu Tujuan Kemandirian

Pembelajaran dibagi dalam dua fase utama. Pada semester awal, mahasiswa mendalami fundamental Dart dan Flutter, mulai dari pemahaman widget, layout, hingga manajemen state.

Setelah Ujian Tengah Semester (UTS), kelas memasuki fase kedua: integrasi dengan backend. Supabase diperkenalkan sebagai solusi manajemen data dan autentikasi. Di sinilah mahasiswa mulai dihadapkan pada tantangan nyata: error koneksi API, kendala autentikasi pengguna, hingga kesalahan desain arsitektur aplikasi. dan di pertemuan setelah UTS ini juga fokus pemanfaatan AI. 

“Bukan hanya tentang menulis kode, mereka belajar mengatasi masalah yang muncul ketika aplikasi benar-benar dijalankan. Inilah pengalaman yang paling berharga,” kata Galih.

 

11 Aplikasi, 11 Mahasiswa, 11 Solusi Nyata

Puncaknya adalah sesi presentasi final project. Setiap mahasiswa memamerkan aplikasi ciptaannya, bukan sekadar demo, tetapi benar-benar berjalan dan bisa digunakan. Berikut daftar aplikasi dan pengembangnya:

Nama AplikasiDeskripsi SingkatMahasiswa
Rental PlaystationAplikasi pemesanan rental PS secara onlineGalieh Aji Prasetyo
Rental iPhoneSistem penyewaan iPhone berbasis mobileGilang Dwi Kurniawan
Resep MakananKumpulan resep dan cara masakRyan Indra Fawwaz
Study GroupForum belajar bersama mahasiswaShandy Aulia Ramadhani
DoNowTo-do list dan catatan harianSola Gracia Deo Andrew
Stok TokoManajemen stok toko kecilWahyu Intan Wijayanti
Campus_SwapE-commerce antar mahasiswa kampusDehant Mahendra H
Aplikasi KeuanganPencatatan keuangan pribadi sederhanaIsnaini Mufidatul
English AcademyBelajar Bahasa Inggris via mobilePutri Setiyani
MyQuranQuran digital lengkap dengan jadwal salat & dzikirDoni Arianto
Teroka WonogiriPanduan wisata lokal interaktif di WonogiriVania Kusumawardhani
Risk WisePencatatan keuangan pribadi sederhanaiRafi Naufal Ridho
Pinjam BukuSistem penyewaan BukuAlvian Alif Zico

Beberapa aplikasi bahkan sudah mendekati tahap siap rilis publik. Ada yang mengatur penyewaan barang, mencatat keuangan pribadi, hingga platform edukasi berbasis agama dan bahasa. Seluruh proyek dibuat secara mandiri, dari sisi frontend hingga integrasi API.

 

Belajar Lewat Tantangan Nyata

Menurut Galih, keberhasilan ini tidak datang secara instan. Tantangan teknis muncul hampir setiap minggu: koneksi gagal, error autentikasi, kesalahan parsing data. Namun di situlah proses pembelajaran terjadi.

“Mereka belajar berdamai dengan error, mencari solusi, dan saling bantu. Ini bukan hanya soal coding, tapi soal membentuk mental pembelajar yang tangguh,” ujarnya.

 

Langkah Kecil, Dampak Besar

Transformasi metode pembelajaran ini memperlihatkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, setiap mahasiswa dapat menjadi pencipta teknologi. Tak perlu menunggu bekerja di perusahaan besar, mereka bisa memulai dari ruang kelas, dari satu aplikasi kecil yang bermanfaat apalagi dengan kemudahan AI dengan fundamental yang kuat di awal semester, memudahkan penggunaan AI untuk mempercepat proses pembuatan aplikasi. 

“Dari sekadar menyusun kode, mereka menjadi pembuat solusi digital. Ini yang saya sebut pendidikan yang relevan,” kata Galih menutup percakapan.

Bagi siapa pun yang ingin belajar membangun aplikasi dari dasar dengan pendekatan praktis dan dukungan teknologi masa kini, UBSI Kampus Surakarta menjadi salah satu kampus yang layak dipertimbangkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *