Klaten_,Tim Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) melanjutkan rangkaian kegiatan pengabdian di Sunar Gamelan, Desa Djarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, dengan mengadakan pelatihan manajemen pariwisata dan bahasa Inggris untuk anggota komunitas sanggar karawitan. Program ini merupakan bagian dari kegiatan PISN 2025 yang memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Pemuda setempat mengikuti pelatihan bahasa Inggris
Kegiatan ini diikuti oleh anggota komunitas Sunar Gamelan, pengrajin gamelan, serta warga sekitar yang terlibat aktif dalam kegiatan seni dan pariwisata lokal. Pelatihan dilaksanakan dalam dua sesi.
Sesi pagi hingga siang diisi dengan pelatihan manajemen pariwisata, yang berfokus pada pengelolaan wisata budaya berbasis komunitas, strategi promosi destinasi lokal, dan pengemasan paket wisata berbasis seni tradisional.

Emmita Devi Hari Putri sedang memberikan pelatihan manajemen wisata
Emmita Devi Hari Putri, M.M., selaku pengisi materi sekaligus anggota tim peneliti bidang manajemen pariwisata, menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku seni dan masyarakat dalam membangun daya tarik wisata yang berkelanjutan.
“Potensi budaya di Bayat luar biasa besar. Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu peserta memahami bagaimana seni gamelan tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata yang memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar Emmita.
Setelah istirahat dan makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan bahasa inggris untuk komunitas gamelan, yang dirancang untuk membantu peserta berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara serta mengenalkan istilah-istilah dasar seputar gamelan dan kegiatan seni pertunjukan.
Ketua tim peneliti, Sri Rejeki dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan masyarakat pelaku seni.
“Kami ingin membantu komunitas gamelan agar mampu mengelola potensi wisata budaya mereka dengan baik, sekaligus memiliki kemampuan bahasa Inggris dasar untuk memperkenalkan seni karawitan kepada wisatawan asing,” ujar Sri Rejeki.
Kegiatan ini juga melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai bidang ilmu; bahasa Inggris, pariwisata, ilmu komputer, dan seni karawitan; dari UBSI dan ISI Surakarta, yang bekerja sama untuk mendampingi peserta dalam meningkatkan kapasitas mereka di bidang seni, bahasa, dan teknologi.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Sunar Gamelan dapat menjadi contoh pengembangan ekowisata budaya berbasis komunitas, sekaligus memperkuat posisi Bayat sebagai salah satu sentra seni dan budaya Jawa yang berdaya saing tinggi di era digital.




