Jakarta – Jakarta di malam hari punya cara unik menyambut tamu. Udara lembap, lampu jalan berpendar lembut, hingga lalu lintas yang tak pernah benar-benar tidur. Tepat pukul 23.30 WIB, lima mahasiswa dari University of Northern Philippines (UNP) tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (3/11). Mereka adalah Elison, Chlyde, Merilizh, Gian, dan Kim. Lima anak muda dengan ransel harapan dan mata berbinar, memasuki negeri yang belum pernah mereka tapaki sebelumnya.
Tiba di Jakarta: Letih, Tapi Penuh Antusias
Perjalanan mereka berlanjut menuju Rumah Putih Cawang, Jakarta Timur. Tempat itu akan menjadi rumah sementara selama program International Student Mobility Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) berlangsung. Tepat tengah malam, mereka tiba. Letih, tetapi bahagia. Dunia baru sedang menunggu di depan mata.
Sambutan Hangat dari Mahasiswa UBSI
Keesokan harinya, sambutan penuh hangat datang dari enam mahasiswa UBSI yang ditunjuk sebagai pendamping. Mereka adalah Alief, Patricia, Nur Badarul, Intan, Mega, dan Calli. Peran mereka bukan hanya sebagai penerjemah atau penunjuk arah. Lebih dari itu, mereka menjadi jembatan budaya. Dua cara hidup dan dua sudut pandang mulai bertemu, perlahan menyatu dalam percakapan dan aktivitas sehari-hari.
Pertukaran yang Lebih dari Sekadar Akademik
Program pertukaran antara UBSI dan UNP bukan sekadar kegiatan belajar lintas negara. Program ini mengajarkan mahasiswa untuk memahami dunia secara langsung. Mereka belajar bertukar bahasa, nilai, dan cara berpikir. Pengalaman ini, pada akhirnya, jauh lebih dalam dari sekadar catatan teori atau presentasi kelas.
“UBSI berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama akademik internasional. Kehadiran mahasiswa UNP di kampus kami memperkaya wawasan global, mempererat integrasi budaya, dan membuka ruang belajar yang lebih luas bagi mahasiswa kami,” jelas Jimmi, Kepala Kantor Urusan Internasional UBSI, Rabu (5/11).
Agenda Selama Program Student Mobility
Selama satu bulan, para mahasiswa UNP akan mengikuti rangkaian kegiatan, antara lain:
Orientasi kampus
Kelas kolaboratif
Kunjungan edukatif
Kegiatan budaya
Namun, yang paling penting adalah pengalaman itu sendiri. Di situlah pelajaran paling bermakna tertanam.
“UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif berharap program ini tidak hanya soal akademik atau sertifikat. Lebih dari itu, ini tentang pertemanan lintas batas dan cara sederhana memahami dunia. Terkadang, pelajaran terbaik justru muncul dari senyum, sapa, dan percakapan saat makan malam,” tutupnya.





